Senin, 03 Desember 2012

Keadaan Kepariwisataan di Indonesia



         Pariwisata merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar devisa dan lapangan kerja bagi banyak negara berkembang. Khususnya Indonesia yang mempunyai tempat- tempat yang berpotensi pariwisatanya, Apabila Kepariwisataan di Indonesia kita tinjau dari aspek manajemen , pada hakikatnya pengelolaan pariwisata negara ini sekarang telah terfragmentasi menjadi ratusan unit otonom, yang menghasilkan pelayanan yang tidak konsisten, dengan mutu yang semakin merosot, dan kurang terjaminnya kenyamanan dan keselamatan wisatawan internasional maupun wisatawan Indonesia sendiri. Dan tahukah anda Pariwisata Indonesia ternyata masih tertinggal dari sejumlah negara tetangga di ASEAN. Menurut ASEAN Travel & Tourism Competitiveness Report 2012 yang dirilis World Economic Forum Rabu (30/5), Indonesia hanya menempati peringkat ke-74 dari 139 negara di dunia. Padahal, Singapura, Thailand, dan Malaysia masuk dalam 50 besar daftar itu. Dari 139 negara, Singapura merupakan negara ASEAN berperingkat tertinggi yaitu ke-10. Selanjutnya ada Malaysia dan Thailand, masing-masing di peringkat 35 dan 41. Indonesia sendiri berada di grup tengah di ranking 74. Bersama-sama dengan Indonesia ada Brunei Darusalam di peringkat 67 dan Vietnam di peringkat 80. Posisi paling bontot diduduki Filipina di peringkat 94 dan Kamboja di peringkat 109. Pemeringkatan itu didasarkan pada 14 hal, antara lain regulasi, keberlanjutan lingkungan hidup, keamanan, kesehatan, prioritas terhadap perjalanan dan pariwisata, infrastruktur transportasi udara, infrastruktur transportasi bawah tanah, infrastruktur pariwisata, serta infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu juga berdasarkan persaingan harga, sumber daya manusia, daya tarik, sumber daya alam, serta kekayaan budaya. Maka itu perlunya tinjauan dari aspek manajemen untuk memperbaiki kepariwisataan di Indonesia. 


Tahun
Bandara
Jumlah
Soekarno Hatta
Ngurah Rai
Polonia
Batam
Bandara Lainnya
1997
1,457,340
1,293,657
174,724
1,119,238
1,140,284
5,185,243
1998
883,016
1,246,289
70,441
1,173,392
1,233,278
4,606,416
1999
819,318
1,399,571
76,097
1,248,791
1,183,743
4,727,520
2000
1,029,888
1,468,207
84,301
1,134,051
1,347,770
5,064,217
2001
1,049,471
1,422,714
94,211
1,145,578
1,441,646
5,153,620
2002
1,095,507
1,351,176
97,870
1,101,048
1,387,799
5,033,400
2003
921,737
1,054,143
74,776
1,285,394
1,130,971
4,467,021
2004
1,005,072
1,525,994
97,087
1,527,132
1,165,880
5,321,165
2005
1,105,202
1,454,804
109,034
1,024,758
1,308,303
5,002,101
2006
1,147,250
1,328,929
110,405
1,012,711
1,272,056
4,871,351
2007
1,153,006
1,741,935
116,614
1,077,306
1,416,898
5,505,759
2008
1,464,717
2,081,786
130,211
1,061,390
1,496,393
6,234,497
2009
1,390,440
2,384,819
148,193
951,384
1,448,894
6,323,730
2010
1,823,636
2,546,023
162,410
1,007,446
1,463,429
7,002,944
2011
1,933,022
2,788,706
192,650
1,161,581
1,573,772
7,649,731




















   
     Jika kita lihat pengunjung atau turis yang datang Berdasarkan data tahun 2011, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7.5 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura danMalaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN.Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan,Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis,Belanda dan Jerman. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun menargetkan 10 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia pada 2014 mendatang. 


        Lalu Bagaimana peran pemerintah agar dapat mencapai target tersebut? Dalam hal ini, merupakan tugas pemerintah bersama DPR untuk merekatkan kembali ratusan unit-unit pengelola pariwisata ini menjadi satu daerah tujuan wisata nasional yang utuh bernama ”Indonesia”, yang mampu bersaing di kancah internasional. Masalah lain yang dikeluhkan oleh sektor swasta--karena swasta diharapkan menghasilkan (”menjual”) produk dan pelayanan pariwisata Indonesia--ialah semakin renggangnya hubungan pemerintah dengan sektor swasta. Pada hakikatnya, kerja sama swasta-pemerintah kerjasamadi sektor pariwisata haruslah berupa suatu partnership dan hubungan sinergis yang dikenal sebagai hubungan ”reciprocal interdependence”–yaitu saling ketergantungan yang timbal balik--di mana fungsi pemerintah ialah ”mempromosi” dan swasta mempunyai fungsi ”menjual”. Promosi tidak akan efektif tanpa penjualan. Sebaliknya, penjualan sulit terlaksana tanpa promosi.program pemerintah untuk meningkatkan kinerja kepariwisataan Indonesia sebagai sektor andalan pembangunan nasional terus dilakukan, antara lain dengan menyelenggarakan program Visit Indonesia Year yang terakhir ini dilaksanakan pada tahun 2009 dengan tema “Marine & MICE”. Penyelenggaraan MICE diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara, domestik, maupun mancanegara ke Indonesia untuk mengejar target jumlah kunjungan yang telah ditetapkan. 

Beberapa kebijakan pemerintah dalam pengembangan pariwisata antara lain: 

1. Pengembangan struktur WPP ( wilayah pengembangan pariwisata ) 

2. Pembuatan jalur wisata yang dapat mempermudah wisatawan untuk menuju obyek wisata 

3. Identifikasi serta penetapan lokasi bagi pusat-pusat pelayanan pada tingkat WPP 

4. Identifikasi serta penetapan lokasi pembangunan fasilitas penunjang wisata dan infrastruktur 

5. Memanfaatkan sumber daya manusia disekitar obyek wisata 

6. Pemasaran. 


Dari sana kita dapat simpulkan jika peran pemerintah sangat penting bagi berlangsungnya perkembangan kepariwisataan di Indonesia Selain pemerintah, kita juga harus berupaya untuk melestarikan serta menjaga pariwisata di Indonesia dan bangga akan yang ada dibumi tanah air kita ini,agar para turis tahu betapa indah negeri ini bahkan agara generasi kita pun bisa tetap melihat atau menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada. 






id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia 

Senin, 19 November 2012

Glossary of tourism T,U,V,W,Y

themed tour:  a tour designed around a specific theme such as fall foliage, also a special interest tour such as an art or architecture tour
tour departure:  the date of the start by any individual or group of a tour program, also used in referral to the entire operation of that single tour
tour manager:  a person employed as the escort for a group of tourists, usually for the duration of the entire trip, perhaps supplemented by local guides.  The terms tour director, leader, escort, conductor, and (in Europe) courier have roughly the same meaning and are used interchangeably.  A person with this title is usually at a professional well-trained level.
upgrade:  to move to a better accommodation or class of service
variable cost:  a cost that changes according to how many people take a tour, such as motorcoach expenses
VATG/TVA/MWS/GST:  acronyms for value-added tax.  A tax system which adds a fixed percentage of taxation on products and services at each step of production or service delivery.  Common in Europe and Canada.
Visa:  stamp of approval recorded in a passport to enter a country for a specific purpose/time and given by the country being entered
waitlist:  list of clients awaiting transportation, accommodations or a tour at times when they are not available, confirmed as a result of subsequent cancellations
wholesaler:  a company that usually creates and markets inclusive tours and FITs for sale through travel agents.  Although the term is used as a synonym for tour operators, there are several distinctions:  (1) presumably sells nothing at retail while a tour operator often does both; (2) does not always create his/her own products, while a tour operator always does;  (3) is less inclined than a tour operator to perform local services
Yield management: Calculating and analyzing the profits earned per customer.

Glossary of tourism R-S

receptive operator:  also known as an inbound that performs local services, specialist
risk monies:  funds that an agency would not recoup should a tour not take place, such as nonrefundable deposits, promotional expenses, and printing costs
rooming list:  the list of names or passengers on a tour or other group travel program, submitted to a hotel/motel.  The names are not alphabetized as on a flight manifest, but rather room by room indicating who is rooming with whom and the type of room desired.  Twin-bedded rooms, singles and triples are usually listed in separate categories.
room service:  food or beverages served in a guest’s room
run-of-the-house rate:  flat rate for which a hotel or motel agrees to offer any of its available rooms to a group.  Final assignment of the rooms is the discretion of the hotel.
series operator:  a travel agent, wholesaler, tour operator, or broker who blocks space in advance for a series of movements over a given period of time, not necessarily on a back-to-back basis
soft adventure:  excursions prepared for passengers according to level of proficiency such as a float river trip or light hike
speed dating:  a system designed to bring together operators and suppliers (in the travel business) on a fast basis, allowing each a short amount of selling time and seeing if they are compatible for their markets
subcontractor:  a local operator who provides services for a wholesaler
surety bond:  insurance to guarantee that the insured will carry out the specific work he or she was hired to do such as in a travel agency